gRafis sangat tak ternilai

gRafis sangat tak ternilai
Hidup ini Penuh dEngan Grafis Yang tak biSa terlukis

Jumat, 27 Mei 2011

Perfileman

Haloooo.....sobat-sobat pencinta dunia perfileman....




nie ada sedikit soret-coretan buat sobat-sobatku semua...sapa tau bisa berguna..iya nggak???hehehehe...
selamat membaca...jangan lupa commentnya yawahh..buad masukan aku...hehehehehe..
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Mengembangkan naskah ke dalam program video siap pakai melalui tahapan-tahapannya : Tahap Pra Produksi, Tahap Produksi, Tahap Pasca Produksi
Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau crue pelaksana pembuatan film dan deskripsi kerjanya masing-masing. Adapun tim tersebut dapat terdiri atas :
1. Sutradara (Director), Bertugas memimpin dan mengarahkan keseluruhan proses pembuatan film.
2. Ide cerita, Pencetus atau pemilik ide cerita pada naskah film yang diproduksi.
3. Penulis skenario/Script Writer, Bertugas menterjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual gambar atau skenario.
4. Kameramen, Bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat shooting.
5. Tata cahaya (lighting), Bertugas mengatur pencahayan dalam produksi film.
6.Tata musik (music director), Bertugas membuat atau memilih musik yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
7. Tata kostum (costume designer), Bertugas membuat atau memilih dan menyediakan kostum atau pakaian yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
8. Tata Rias (Make up Artist), Bertugas mengatur make up yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
9. Tata suara dan sound effect (sound recorder), Bertugas membuat atau memilih atau merekam suara dan efek suara yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
10. Tata artistik (artistic director), Bertugas membuat dan mengatur latar dan setting yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
11. Editor, Bertugas melakukan editing pada hasil pengambilan gambar dalam produksi film.
12. Kliper, Bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam produksi film.
13. Pencatat adegan, Bertugas mencatat adegan atau shot yang diambil serta kostum yang dipakai dalam produksi film.
14. Casting, Bertugas mencari dan memilih pemain yang sesuai ide cerita dalam produksi film.


TAHAP PRA PRODUKSI


ANALISIS IDE CERITA.


Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya.
Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain:
• Pengalaman pribadi penulis yang menghebohkan.
• Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan.
• Cerita rakyat atau dongeng.
• Biografi seorang terkenal atau berjasa.
• Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel.
• Dari kajian musik, dll


MENYIAPKAN NASKAH
Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film.


MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING
Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal pengambilan gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
• Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain.
• Penyediaan kaset video.
• Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.
• Penyediaan property, kostum, make-up.
• Honor untuk pemain, konsumsi.
• Akomodasi dan transportasi.
• Menyewa alat jika tidak tersedia.


HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin (dan saya mengalaminya.. hehe).
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.


MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY.
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property dan artistik.


MENYIAPKAN PERALATAN
Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
• Clipboard.
• Proyektor.
• Lampu.
• Kabel Roll.
• TV Monitor.
• Kamera video S-VHS atau Handycam.
• Pita/Tape.
• Mikrophone clip-on wireless.
• Tripod Kamera.
• Tripod Lampu.


CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.


TAHAP PRODUKSI

TATA SETTING
Set construction merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.


TATA SUARA
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.


TATA CAHAYA
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya keualitas teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat merekam objek.
Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan artist yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah cahaya.
Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Perlu diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang menandakan cahaya under.
Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar warna putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna cahaya.


TATA KOSTUM (WARDROBE)
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.


TATA RIAS
Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera. Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.


TAHAP PASCA PRODUKSI



PROSES EDITING
Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera.
Tugas editor antara lain sebagai berikut:
• Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.
• Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
• Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
• Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.
• Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.


REVIEW HASIL EDITING
Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.


PRESENTASI DAN EVALUASI
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
• Ahli Sinematografi.
• Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
• Ahli Produksi Film.
• Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.
• Ahli Editing Film (Editor).
• Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
• Penonton/penikmat film.
• Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam pembuatan film


crated by : kLepund
09-04-2011

KAMERA VIDEO



 Kamera Video

Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk salah satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke mode digital elektronis.

Video/Film adalah rangkaian banyak Frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-masing Frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Semakin cepat perputarannya semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda antara frame namun kita sebagai manusia tidak bisa menangkap jeda tersebut.

Standard Broadcast Video

Standard            Region                                                                       Frame per second (FPS)
Secam                Prancis, Timur tengan dan Afrika                                         25 fps
PAL                   Indonesia, China, Australia, Uni Eropa                                 25 fps
NTSC               Amerika,Jepang, Kanada, Mexico, dan Korea                     29,97 fps

Video Analog adalah Gambar dan Audio direkam dalam bentuk sinyal Magnetik pada pita magnetik.

Video Digital adalah juga serupa dengan Video analog, gambar dan sura digital direkam dalam pita magnetic, tetapi menggunakan sinyal digital berupa kombinasi angka 0 dan 1.


Teknik Penyuntingan Video
Teknik Linear, dilakukan dengan memotong-motong bahan video yang diberi istilah klip dan disusun dengan menggunakan video player dan perekam (VCR-Video Cassete Recorder), bisa juga menggunakan dua player bila kita ingin memasukan effect, sehingga bisa diatur sesuai dengan potongan yang ada.

Teknik Non-Linear, serupa dengan linear kita memotong-motong klip dalam editing, tetapi jauh lebih mudahkarena tinggal drag and drop tanpa kerja dari nol, begitu juga untuk memasukan effect, kita tinggal drag and drop dengan effect yang sudah tersedia. Bahkan kita dapat mengatur dengan mudah durasi dari effect yang kita pakai.

Format dalam kamera video dibagi atas 2 bagian :
Analog format yang terdiri dari standar VHS,VHS-C, Super VHS, Super VHS-C, 8mm, Hi-8
Digital format yang terdiri dari MiniDV,Digital8, DVD

Komputer yang dianjurkan untuk editing video terdiri dari :

  • PC sebaiknya menggunakan teknologi Hyper Trading.
  •  Capture Video Card dan Port, Contoh : Pinacle, Canopus, Port Fire Wire IEEE 1394, USB2, digunakan untuk proses transfer dari camcoder ke PC.
  • Kabel Firewire atau USB
  • Harddisk, untuk pengolahan Video Intensif lebih baik menggunakan SCSI Harddisk, sedangkan untuk yang standar gunakan saja HDD serial ATA, Putaran HDD minimal 7200 rpm.
  • Sound Card
  • VGA card
  • CD-ROM dan CD-RW/DVD-RW
Performa Video Kamera (camcoder) dilihat dari :
  1. Analisa gambar bergerak = kualitas gambar bergerak yang telah direkam
  2. Titik lemah resolusi = menetukan nilai yang horizontal dan vertikal, dan hanya sedikit menguji warna warni
  3. White balance = untuk daylight dan sinar lampu dengan menggunakan testchart yang telah distandarisasi dan selanjutnya melakukan penilaian true color
  4. Menghitung noise = perbandingan antara signal dan noise power dituliskan dalam decibel (dB), semangkin tinggi nilai dBnya berarti semangkin tinggi noise distance dan semakin baik pula gambar videonya
  5. Cahaya sensitif = Berapa lama waktu yang dibutuhkan camcoder untuk menyesuaikan ulang kecerahan, semakin lama ulang waktu penyesuaian semakin buruk pula setting diafragma otomatisnya
  6. Kompresi kontra kerugian = Perbedaan antara rekaman dengan aslinya
  7. Kualitas gambar dalam uji ketahanan

    By : kLepund 

    02-03-11